PAPER
Moderenisme Merubah Cara Pandang Fundamentalisme Masyarakat
Oleh
M. Rahmat Ramadhan
Ketika kita membicarakan tentang fundamentalisme atau
faham fundamentalis pasti tidak secara rinci orang orang bisa mendefinisikan
hal ini akan tetapi kebanyakan orang orang hanya bisa menyebutkan masalah
gejala dan ciri cirinya saja. Ketika fumdamentalisme muncul itu dikarenakan
reaksi munculnya liberalisme dan moderenisme yang mana liberalisme ini muncul
dikarnakan perpecahan teologi jerman yang dirumuskan oleh imanuel kunt. Sebelum
kita membahas lebih jauh tentang kemunculannya fundametalisme dalam agama
kristen kita lihat dulu mengapa fundamentalisme itu muncul.
Dalam konteks ini kita melihat bagaimana fundamentlime
itu muncul. Karena terkadang kita tertalu menjudge suatu kelompok salah satunya
dunia barat yang mana semua orang beranggapan semua ini muncul dan berasal dari
dunia barat. Memang tidak bisa dipungkiri perkembangan kini makin pesat apalagi
dinegara negara barat yang mayoritas negara maju bukan negara berkembang.
Sebagaimana apa yang dimaksud dengan modernisasi adalah
terpecahnya lembaga lembaga sosial ke dalam unit-unit yang lebih
terspesialisasi dan pembagian kehidupan sosial ke dalam ruang lngkup yang lebih
kecil, yang masing masing memiliki nilai dan prosedur sendiri. Yang mana dalam
masyarakat agraris keluarga adalah unit produksi sekaligus lembaga sosial yang
melaluinya masyarakat tersebut melakukan reproduksi. Dalam kehidupan masyarakat
moderen ini, aktifitas ekonomi dijalankan dalam lingkungan tertentu yang
mempunyai nilai tersendiri.
Yang mana kita dari rumah untuk bekerja dan di tempat
kerja kita harus memperlakukan semua pelanggan secara adil berfokus kepada
pekerjaan kita yang sudah diatur secara seksama. Yang mana kita tidak boleh
membedakan harga berdasarkan ras atau agama si pelanggan. Kita memperkerjakan
orang berdasarkan kemampuan profesionalnya dan bukan karenaa orang iu taat
dalam beragama. Kita tahu bahwa aktifitas masyarakat ini ada di dalam ruang
lingkup publik yang bersifat instrumental dan rasional, sedangkan ruang pribadi
memiliki sebuah karakteristik ekspersf, ramah dan emocional. Apabila kita
perhatikan ketika kita berada di rumah, kita bisa memperlalukan orang secara
berbeda semisal : memperlakukan istri dan anak itu tidak sama dengan
memperlalukan perempuan dan anak anak yang lain yang berbeda tempat.
Kita sadar atau tidak sadar berkembangnya sepesialisasi
itu telah menghasilkan efek langsung berupa “Sekularisasi” pada berbagai fungsi
sosial pada abad pertengahan di eropa secara khusus berada dalam penguasa
gereja kristen atau demonisasi rohaniwan. Saat ini pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan kontrolsosial telah memiliki lembaganya masing-masingdengan
keahlian, nilai, asumsinya sendiri. Seandaikan masih ada gereja yang
mempertahankan fungi sosial bersifat sekuler, secara umum para pekerja
sosialnya dilatih di akreditasi oleh badan-badan sekuler. Misalnya saja gereja
Katolik yang ada di amerika serikat menyediakan berbagai bantuan sosial bagi
sebuah pemukiman, tetapi semua pekerja
sosialnya di uji atas dasarv keahliannya bersifat sekuler, bukan atas dasar
kesalehan dan dalam hal ini penentuan standarnya lebih mengacu pada aturan
negara, bukan gereja. Keterlibatan lembaga katolik dalam pendidikan tinggi
berang kali diilhami oleh nilai-nilai spritual, tetapi pengungkappan inspirasi
ersebut dalam praktik nyaris tidak dapat dibedakan dari nilai-nilai sekuler.
Seriring dengan berkembangnya perbedaan fungsi fungsi
sosial, maka manusia juga terbagi dan terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Walaupun salah dalam hal yang lain. Karl Marx benar ketika menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang secara implisit tercermin dalam moderenisasi telah menciptakan
aneka pekerjaan dan situasi yang lebih beragam. Kelompok pedesaan
mengkelompokan diri dlam jumlah yang kecil orang datang dari setiap bidang
kehidupan. Seperti kolong kolong minyak yang terpisah di kaleng minyak,
industrinisasi memisahkan orang-orang dalam masyarakat kita dan menggabungkan
mereka ke dalam “komunitas manufaktur”.
Kemunculan kelas kelas sosial, yang lebih didasarkan
kepada pekerjaan seseorang dibandingkan kedudukanyaseseorang dalam hirarki
feodal selalu di sertai dengan berkembangnya konflik antar kelas yang juga
diiringi dengan keberjarakan antar kelas. Dalam masyarakat feodal
seorang majikan itu hidup berdampingan dengan pembantunya. Yang mana ketika
seorang majikan itu pergi berkendara maka pembantunya itu jalan kaki meski
bersamaan .
Kita
semua tahu bahwa moderenisasi merupakan sebuah perubahan secara cepat keyakinan
hanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan dunia beserta isinya, material dan
sosial, menjadi keyakinan yang masuk akal ketika struktur social yang
mencerminkan dunia sepiritual berada dalam kondisi relatif stabil. Tetapi dengan bertambahnya peranan dam mobilitas social,
konsep masayarakat tradisional tentang tatanan moral dan dunia sepiritual
menjadi terpcah pecah. Semakin menspesialisainya kelas kelas
sosial, maka mereka memilih visi keagamaan yang sesuai dengan kepentingan
masing-masing
Dengan
demikian masyarakat agraris yang feudal cenderung mempunyai keyakinan keagamaan
terstruktur secara hirarkis, yang didalamnya terdiri dari paus, uskup, para
pendeta dan kaum awam merfleksikan pyramida social terdiri dari raja,
parangsawan, orang orang dari menengah atas dan para petani
Akan
tetapi modernisasi bukan haya persoalan bagaimana budaya keagamaan merepons
berbagai perubahan dalam struktur social, ekonomi, dan politik. Adapun inovasi
keagamaan itu sedirii menjadi salah satunya penyebab terjadinya diferensiasi
dan mempengaruhi diferensisi tersebut. Berbagai perbedaan tersebut dapat
dijelaskan memlalui asumsi mengenai jalan terbaik menuju pengetahuan
otoritatif. Yang mana dalam
beberapa agama mengekalim bahwa hanya ada satu cara untuk mencapai suatu
kebenaran sementara agama agama lain memungkinkan banyak cara menuju keselamatan.
Misalnya saja gereja katolik yang mengeklaim bahwa
kewenangan Kristus dipindahkan ketangan Petrus, Uskup Roma yang pertama, yang
kemudian dilembagakan menjadi kepausan. Yang mana gereja mengeklaim control
tertinggi atas semua jalan menuju keselamatan dan memiliki hal yang bersifat
final untuk menengahi semua perselisihan yang bersangkutan dengan Tuhan. Sejauh
kewenangan tertinggi tidak dipertanyakan maka gereja katolik itu kebal akan
perpecahan dan keretakan. Yang mana menurut seorang katolik percaya bahwa
dengan sepenuh hati harus melepakan diri jika dia menyatakan keputusan dengan
Roma, yang mana keputusan ini sulit diterima dan dipersamakan dengan
pemberontakan yang ekstrim, smisal Revolusi Prancis. Dan jika ia menyataka
keluar maka itu selamaya dia keluar. karena iltulah di negara negara mayoritas
katolik tekanan sosial akibat moderenisasi telah membuat masyarakat terbagi
menjadi orang orang yang tetap memengang teguh tradisi keagamaan dan orang
orang yang menentang secara terang terangan. Ada beberapa negara yang merupakan
masyarakatnya itu terbagi antara pemegang tradisi katolik yang konservatif dan
gerakan sayap kiri yang sangat kuat yaitu Italia, Spanyol, dan Portugal.
Sebalinya agama yang dibentuk melalui reformasi protestan
pada abad ke 16 an sangan rentan akan perpecahan, karena lembaga ini menggeser
peran lembaga gereja sebagai sebuah sumber kewenangan antara Tuhan dan manusia.
Jika hanya dengan membaca ayat ayat dalam Alkitab, kita semua mampu memahami
kehendak tuhan, lalu bagaimana menangani perselisihan antara berbagai penafsir
antara kitab itu. Yang mana mereka menyakinkan akan satu tuhan dan satu roh
kudus, kau reformis berharap bahwa orang orang yang beriman dapat mencapai kata
mufakat. Namun sejarah membuktikan lain. Tradisi, kebiasaan, penghargaan
terhadap pendidikan, atau penghormatan terhadap kesalehan pribadi memang
cenderung menekankan terjadinya perpecahan. Akibatnya reformasi tidak
menghasilkan satu gereja Kristen yang murni dan kuat, namun sebaliknya pedagang
dan lembaga kini sedang bersaing.
Di negara negara yang mayoritasnya Protestan,
diferensiasi sosial tidak berwujud perselisihan yang radikal antara orang teguh
memegang ajaran gereja dan revolusioner yang memiliki semangat membara,
melainkan berwujud perpecahan aliran dari tradisi dominan.
Dalam prtumbuhan masyarakat dunia yang Para moderen, unit
uni politik seperti kekaisaran dan kerajaan dapat melengkapi sejumlah besar
komunitas yang berbeda. Karena mereka hanya membutuhkan sedikit hala tau hakan
tidak membutuhkan apa apa dari masyarakat awam. Hubunganya hanya dalam
komunitas elit atau hubungan kepentingan, seperti perdagangan. Dalam sejarah
inggris kebanyakan orang inggris pada abad ke 16 hanya memiliki sedikit tau
tidak mempunyai sama sekali perasaan sebagai orang inggris; merwka menjalani
hidup dan membangun identitas dari komunitas desa yang kecil.
Agama membangun kekuatannya dari keberadaanya yang
mengakar dalam komunitas. Gereja kristen pada abad pertengahan membaptis,
mengkristenkan dan mengadakan sakramen penguatan apada anak anak, menikahkan
orang yang telah dewasa dan menguburkan orang yang mati. Yang mana pelayanan
gereja yang diberikan kepada umat terjadwalkan pada masa masa tertentu. Selain
itu juuga gerje terlibat dalam perayaan dan pengukuhaan didaerah setempat. Tapi
ketika masyarakan tergabung dalam komunisat bekerja maka terbentuklah secara
tidak langsung sebuah perkumpulan kota yang artinya pekumpulan para pekerja dan
meninggalkan segala tradisi yang lama.
Memang tidak dipungkiri lagi ketika berpadu dengan yang
namanya moderenisme itu nilai nilai local keagamaan berkurang yang ada dalam
suatu masyarakat itu ialah sebuah persaingan intelaktualitas dan pekerjaan yang
membuat masyarakat itu secara tidak langsung mengangkat matabat dari kalngannya
sendiri.
dalam pepar ini memang tidak begitu mengambarkan
fundamentalis dan suatu agama akan tetapi mencoba untuk mendeskripsikan segala
gejala gejala dan ciri ciri yang mengakibatkan munculnya suatu fama fundamental
selain itu juga melihat realita masyarakat moderen yang hampir seuruhnya telah
meninggalkan tradisi kegamaan secara murni melainkan secara kepentingan bahkan
di atas dijelakan ketika modernita itu muncul dalam strutur perekonomian dan
dalam struktur sosial pun terbagi bagi. Yang ujung ujung nya menimbulkan sebuah
perpecahan diantara sesama.
Dikatan juga bahwa sikap fundamntalis itu muncul
dikarenakan sikap liberal dan moderenisme muncul, yang mana sikap liberal dan
moderenisme ini munul dikarenakan sebuah perpecahan yang akhirnya saling
tumpang tindih. Memang sjak awal saya mengeaskan dalam mendefinisikan
Fundamentalismen itu tidak ada yang memberikan definisi secara rinci akan
tetapi hanya bisa menjelaskan akan gejala gejala yang terjadi dalam
fundamentalizm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar