Makalah
Pengertian dasar
buddha dharma
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Buddhaisme
Dosen
: Syaiful Azmi, M.A.
Di susun oleh:
M. Rahmat. Ramadhan (1113032100036)
Jurusan perbandingan agama
Fakultas ushuluddin
Universitas islam negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................II
Latar Belakang
.........................................................................................................II
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................III
Pengertian Dasar Buddha Darma
.............................................................................III
Tri Ratna..................................................................................................................III
Buddha....................................................................................................................IV
Dharma....................................................................................................................V
Sangha
....................................................................................................................VI
BAB III PENUTUP
............................................................................................................XI
Kesimpulan..............................................................................................................XI
Daftar
Pustaka.........................................................................................................XII
`BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
beakang Masalah
Pada
dasarnya untuk mempelajari suatu agama tentunya dasar yang harus diutamakan
ialah mengetahui sejarahnya dan siapa pembawanya. Selain mempelajarai sejarah
dan pembawanya kita juga harus mengetahui akan ajaran ajaran agama tersebut,
yang merupakan inti dari agama tersebut.
Dalam
membahas ajaran ajaran agama atau doktrin yang terdapat dalam suatu agama yang
akan kita teliti. Kita harus memiliki sikap yang Objektif karena ketika kita
memiliki sifat yang Subyektif itu tidak akan membuahkan hasil yang kita inginkan
atau makna apa yang kita pelajarai dari suatu ajaran agama tersebut.
Agama
Budha merupakan agama yang dibawa oleh Shidarta sekitar abad ke 6 SM atau tahun
563 SM. Agama ini muncul merupakan reaksi dari ajaran agama hindu yang dimana
mereka tidak setuju akan konsep kaum Brahmana. Dalam kosep ini mereka yang
bukan dari kaum Brahmana tidak bisa memilki atau merasakan sebuah Pencerahan.
Dalam
pembahasan kali ini penulis tidak membicarakan akan timbulnya agama Budha atau
perkembangan agama tersebut akan tetapi pemakalah akan membahas akan ajaran
ajran atau doktrin doktrinya. Agama Budha pun memilki Credo / Syahadatnya yang
dimana mereka menyebutnya dengan “Tri Ratna” isi nya itu “ Aku Berlindung
kepada Budha, Aku Berlindung kepada Dharma, Aku Berlindung kepada Sangha”
dibaca tiga kali.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dasar Budha Dharma
Agama Budha merupakan agama yang
tertua setelah Agama Hindu. Shidarta merupakan pendiri dari agama ini yang
dimana agama ini muncul karena reaksi dari konsep akan kaum Brahmana. Dalam
agama Budha ini pun ajaran ajarannya atau doktrinnya atau bisa disebut dengan
Dasar Budha Dharma. Ada pun ajaran ajaran atau Dasar Budha Dharma yaitu
a.
Tri
Ratna (Tiga Mustika)
Di setiap agama memiliki sebuah
pernyataan akan keyakinannya terhadap agamanya atau pengikraran terhadap
keyakinannya bisa di sebut dengan Credo begitu juga dalam agama BudhaDalam
ajaran ajaran mereka didalannya terdapat Credo / Syahadat dalam agamanya yang
dimana mereka menyebutnya dengan “Tri Ratna” dalam bahasa sangsekerta apabila
dalam bahasa indonesia disebut dengan“Tiga Mustika” selain itu juga diucapkannya
tiga kali[1] .
Buddhang
Saranang Gacchami
Dharmang
Saranang Gacchami
Sanghang
Saranang Gacchami
Dwipanang
Buddhang Saranang Gacchami
Dwipanang
Dharmang Saranang Gacchami
Dwipanang
Sanghang Saranang Gacchami
Tripanang
Buddhang Saranang Gacchami
Tripanang
Dharmang Saranang Gacchami
Tripanang
Sanghang Saranang Gacchami
Dalam
bahasa indonesia
Aku Berlindung
kepada Buddha
Aku Berlindung kep]ada
Dharma
Aku Berlindung
kepada Sangha
kedua kalinya Aku
Berlindung kepada Buddha
kedua kalinya Aku Berlindung kepada
Dharma
kedua kalinya Aku Berlindung kepada
Sangha
ketiga kalinya Aku Berlindung kepada
Buddha
ketiga kalinya Aku Berlindung kepada
Dharma
ketiga kalinya Aku Berlindung kepada
Sangha
b.
Budha
Dalam
pengucapan Triratna terdapat kata Buddha
yang dimana arti dari Budha ialah menjadi sadar atau sadar sepenuhnya maksudnya
itu : kebijaksanaan, dikenal, diketahui, mengamati, mengetahui.
Bahwasanya
Buddha ialah orang yang telah mendapatkan penerangan atau pencerahan yang
sempurna akan kebenaran Kosmos. Selain itu juga orang yang telah mencapai
penerangan leluhur, cakap dan bijaksana dan memperoleh kebiksanaan akan
pengetahuan Nirvana serta menyebarkan
doktrin tentang kebebasan dan keselamatan kepada dunia semesta sebelum
parinirwana.
Selain
itu juga dapat diartikan sebagai Sang
Buddha Guatama sebagai guru, dan dapat diartikan sebagai sifat kebuddhaan
yang dimiliki oleh setiap manusia. Dalam pengertian ini juga bisa dikatakan
sebagai seorang guru suci yang telah memberikan pelajaraan-Nya.kepada umat
manusia akan pencapaian kebebasan mutlak.[2]
Dalam
buku Rampaian Dharma bahwa Budha itu ada tiga jenis yaitu :
-
Sammsa
– Budha : ia adalah seseorang yang dapat pencerahan yang sempurna atau
tinggkatan kebuddhaan dengan kekuatannya sendiri tanpa bantuan makhluk lain,
selain itu juga ia mempu memberi pelajaran kepada umat manusia dan para dewa.
-
Pacceka
– Buddha : ia adalah seseorang yang dapat pencerahan yang sempurna atau
tingkatan kebuddhaan dengan kekuatnnya sendiri akan tetapi ia tidak sanggup
untuk memberi pelajaran kepada umat manusia dan para dewa.
-
Anu
– Buddha atau Savaka – Buddha : seseorang yang yang mendapat pencerahan yang
sempurna atau tingkatan ke-Buddhaan setelah melaksanakan ajaran Sammsa –
Buddha.[3]
c.
Dharma.
Dharma
adalah kebenaran semesta dari segala sesuatu yang berbentuk dan sesuatu yang
tidak berbentuk yang dimana ia memiliki sifat yang abadi tidak dapat di
ubah-ubah.[4]
Pada dasarnya Dharma itu tidak di dalam hati sanubari manusia dan pikiran akan
tetapi meliputi seluruh alam semesta. Misalkan saja ketika musim berubah, Hujan
turun, tanaman tumbuh tidak lain disebabkan oleh Dharma.
Darma
terbagi menjadi tiga yaitu :
Ø
Pariyati
– Dharma : Belajar Dharma – Vinaya secara tekun.
Ø
Patipatti
Dharma : Melaksanakan Dharma – Vinaya dalam kehidupan sehari – hari secara
baik.
Ø
Pativedha
– Dharma : penebusa, yaitu menganalisa kejadian hidup ini dengan melaksanakan
Vipassa – Bhawana sehingga mencapai Nibanna
Selain
itu juga dapat dikatakan sebagai sebuah ajaran Sang Buddha yang merupakan
skebenaran mutlak. Ini juga hukum kebenaran yang berhubungan dengan ajaran
ajaran Agama Budha sebagai agama yang sempurna[5].
Ø
Doktrin
Ø
Hak,
Keadilan, Kebenaran
Ø
Kondisi
Ø
Barang
yangkelihatan atau phenomena.
Budha
Dharma ialah suatu ajaran yang menerangkan hakekat kehidupan berdasarkan
penerangan yang dapat membebaskan manusia dari segala kesengsaraan, sesesatan
atau kegelapan batin yang berdasarkan ketidakpuasan dalam diri kita. Budha
Dharma meliputu unsur-unsur agama, kebaktian, filosofi, psikologi, falsafah,
metafisika, etika, dan sebagainya.
d.
Sangha
Ini
sering dikaitkan sebagai pengawal Dharma dan pelindung Dharma yang dimana sangha
ini merupakan kumpulan orang orang suci yang telah mencapai ketinggian kesucian.
Selain itu juga bisa dikatakan dengan sebuah kumpualan para Bikhsu (laki-laki)
Bhiksuni (perempuan) ialah seorang yang kehidupannya sudah tidak lagi
memikirkan akan kehidupan duniawi akan tetapi ia menjalankan atau melaksanankan
tugas suci, serta menyebarkan ajran ajaran Sang Buddha.
Menurut
sejarah ketika Sang Buddha mendapatkan pencerahan maka Sangha itu terbentuklah
Sangha yang dimana anggotanya itu terdiri dari lima orang yang merupakan
muridnya Sang Buddha. Adapun kelima muridnya itu ialah Kondana, Badiya, Wappa, Mahanama dan Asaji.
Pada
dasarnya dalam komunitas Buddha ada dua kelompok yaitu kelompok Sangha dan
kelompok Awam. Adapun kelompok Sangha tersebut terdiri dari Bikkhu dan
Bikkhuni, Samanera dan Samaneri. Sedangkan kelompok yang awam itu terdiri dari
Upasaka[6]
dan Upasaki yang dimana mereka telah menyatakan diri berlindung kepada Buddha,
Dharma dan Sangha dan mereka melakukan kegiatan seperti orang biasa[7].
Dalam
perkumpulan para Bikkhu ini ada dua jenis yaitu
Ø
Samuti
Sangha = Merupakan persaudaraan para bikhsu dan bikhsuni biasa atau mereka
belum menuju tingkat kesucian.
Ø
Arya
Sangha = Ini merupakan dari kalangan Bodhisattva yang telah mencapai penerangan
atau jalan penerangan yang tertinggi.
Sesungghunya Sangha adalah orang orang
yang telah melewati tingkatan kesucian yang menjadi buah dari kehidupan
beragama. Ada pun tingkatan itu ialah :
Ø
Sotapati ini merupakan tingkatan
pertama orang suci, yang dimana ia harus masih menjelma tujuh kali sebelum
menuju Nirvana. Selain itu juga tingkatan ini seseorang harus bisa
menghilangkan atau melepaskan tiga belenggu.
·
Sakkayadithi
(Kemayaan Akunya)
·
Vicikiccaha
(keragu-raguan)
·
Silebabatarfamasa
(ketahayulan)
Ø
Sakadagami dalam tingkatan yang
kedua dalam mencapai kesucian, setelah seseorang membasmi atau mematahkan tiga
belenggu maka ia naik kepada tingkatan yang kedua. Nah pada tingkatan ini di
tambah lagi dua belenggu yaitu Kamaraga (kecintaan indrawi) dan patinggha
(kemarahan atau kebencian)
Ø
Anagami ialah sebuah tingkatan
yang ketiga dalam pencapaian kesucian.dalam tingkatan ini seseorang sudah
mematahkan tiga belenggu pada tingkatan Sotapana dan dua belenggu pada
tingkatan Sakagadami. Maka dalam tingkatan ini seseorang tidak harus
menjelma lagi untuk mencatat atau menuju Nirvana.
Setelah timgkatan ini atau setelah ia
berhasil mematahkan segala
belenggu tersebut maka ia naik pada tingkatan Arahat. Pada tingkatan
ini juga menurut keyakinan agama Budha ketika ia melihat, mendengar, berbicra, mencium,
makan, minum dan sebagainya. dalam dirinya tidak akan ada rasa senang atau
benci karena di dalam hatinya telah diliputi oleh kedamaian . Bisa dikatakan
juga seseorang dapat mengetahui kebenarannya dari segala sesutu yang ada
disekitarnya, bahkan ia juga dapat melihat makhluk yang kasat mata.
Ø
Arahat ini merupakan tingkatan
yang ke empat dalam pencpaian kesucian, yang pada tingkatan ini mereka adalah
yang telah mematahkan lima belenggu pada tingkatan Anagami yaitu :
·
Ruparagp
(keinginan untuk hidup dalam bentuk)
·
Aruparaga
(keinginan untuk hidup tanpa bentuk)
·
Mana
(Kecongkakan)
·
Uddhaca
(keguncangan batin)
·
Avijja
(kekurangan kebijaksanaan)
Seorang yang telah mencapai
tinkatan ini yang telah melenyapkan hawa nafsunya itu juga terbebas dari
keinginan,,kematian,dan kelahiran. Maka dalam tinkatan ini seseorang itu
disebut seorang yang Keramat yang
dimana ia telah bersatu dengan Sang Adhi Budha[8].
Selain itu juga ada tahapan untuk
menjadi seorang Bikkhu. Yang dimana pada dasarnya dalam kehidupan umat budha
sesungguhnya di kelilingi oleh golongan Sangha atau kumpulan Para Bikhhu.
Seseorang yang akan menjadi coln Bikhhu
ia harus menjalani hidup sebagai seorang calon Bikkhu dengan Samanera dengan
mengucapkan Dasa sila. Yang dimana bikkhu yang pertama kalinya akan di kasih
Jubah Kuning Hidup menjadi seseorang
bikkhu hasus hidup kemiskinan, membujang, dan Ahnimsa.
Dalam hidup menjadi seorang
Bikkhu harus miskin. Karena ia hanya diperkenankan untuk memakai jubahnya saja
tidak boleh yang lainnya. Maka dalam kesehariannya ia hanya membawa alat alat
pengemenis yaitu tempurung kelapa, pisau dan jubah. Para bikkhu ini dalam
menyambung hidupnya dengan cara mengemis. Dengan cara inilah agar mencontohkan
kepada kaum awam agar mereka belajar bersedekah. Selain ituj uga kehidupan para
Bikhu tidak boleh berlebihan.
Yang kedua itu diharuskan untuk
membujang. Ia dilarang untuk berhubungan sexs karena dianggap sebagai dosa yang
sangat besar bahkan kalau bisa jangan sampai melihat wanita sedikitpun[9].
Yang terakhir seorang Bikkhu harus hidup dengan ahimsa (tanpa kekerasan),
artinya ia dilarang membunuh dan melukai makhluk lainnya. Empat dosa yang harus
dijauhi para bikkhu adalah: hidup mesum, mencuri, membunuh makhluk yang lain,
dan meninggikan diri karena kecakapannya membuat mu’jizat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam agama Budha terdapat sebuah
pengucapan akan keyakinannya mererka terhadap Sang Hyang Adhi Budha yang mereka
sering menyebutnya dengan Tri Ratna dalam bahasa sangsekerta, sedangkan dalam
bahasa Indonesia Tiga Mustika.
Dalam pengucapan Tri Ratne terdapat
tiga kata kunci yang harus kita ucapkan yaitu Budha, Dharma, Sangha. Adapaun
pengerian budha itu sendiri berpacu kepada Sang Budha merupakan seseorang yang
mendapatkan akan pencerahannya sendiri. Sedangkan pengerian Dharma itu sendiri
berpacu ke pada Ajaran yang dibawakan Sang Buddha. Sedangkan Sangha ialah
sebuah perkumpulan Para Bikkhu atau orang orang yang suci dan siap untuk
mengajarkan apa yang disampaikan oleh Budha.
Daftar
Pustaka
T Suwarto. Buha Dharma
Mahayana, Jakarta, Majelis Agama Budha Mahayana Indonesia 1995.
Ali,Mukti, Agama-Agama di Dunia (Yogyakarta: IAIN
SUNAN KALIJAGA PRESS,1988).
Panjika,
Rampaian Dharma, DPP Persaudaraan Vihara Theravada Umat Budha Indonesia
(PERVITUBI) Jakarta cetakan Ke 2. 2004.
Stokest
Gillian, Seri Siapa Dia ? Budha, Jakarta, Erlangga, 2001.
Id/wikipedia.org/wiki/upasaka
[1] Budha Dharma Mahayana h 49.
[2] Rampaian Dharma h 11
[3] Rampaian Dharma h 17
[4] Rampaian dharma h 01
[5] Budha Dharma Mahayana h 50
[6] Upasaka ialah panggilan untuk umat budha laki-laki dalam bahasa Pali
atau seseorang yang akrab dan mengenal Triratna. Sedangkan Upasaki panggilan
untuk perempuan.(id.wikipedia.org/wiki/upasaka).
[7] Sri siapa dia? Budha h 45.
[8] Rampaian Dharma h 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar